Sabtu, September 22, 2007

Memaknai Bulan Suci

Bangun pagi sekali,
makan tanpa rasa, minumpun hanya bikin mual
Mending terus tidur, so what?
Mengambil wudhu rasanya berat
kaki mengantuk menjadi basah
sangat tak nyaman.
Lebih baik tidur saja, so what?
Siang hari terik,
Perut lapar mengantar kepala pusing
Haus teramat mengeruhkan pandang
Enakan makan eskrim atau minum teh botol
SO WHAT?
Malam-malam perut mau meledak
Rasa kantuk tak terbendung
berdiri terhuyung di sela begitu banyak rakaat
Padahal, acara tivi sedang primetime
Aah enakan menonton sampai tidur
SO WHAT?
Malam-malam bahkan monyetpun sudah tidur
menyusuri huruf-hujruf yang bukan bahasa sendiri
Membaca tulisan yang maknanya entah apa
Lebih enak baca novel atau komik
lumayan buat pengantar tidur
SO WHAT?
Tapi berapa lama kita hidup?
Satu juta, satu miliar, atau triliunan nafas
So what, kehidupan jika hanya untuk mati
So what, kalau seribu, seratus, sepuluh,
atau setarikan nafas dijadikan makna.
Karena di Ramadahan semuanya berlipat makna
Kapan lagi, jika maut tetap misteri
So?! Maknailah, maknailah, berikanlah makna
berikan nafas makna meski ditemani kantuk
Disenggol lapar dan dahaga
Didera kelesuan atau diejek televisi
Karena makna itulah yang menjadi inti kehidupan
Inti dari berapapun helaan nafas
Kapan lagi Ramadhan menyapa kita?!
 
Hari kesepuluh Ramadhan 2007

Tidak ada komentar: